Jumat, 21 Desember 2012

BAB I

PENDAHULUAN


 

1.1 Latar Belakang

Unsur golongan III A yaitu Boron, Aluminium, Galium, Indium dan Talium. Yang mana unsur yang segolongan mempunyai sifat yaitu makin ke bawah letak suatu unsure dalam sistem periodik maka, nomor atom dan jari-jari atomnya makin besar sedangkan keelektronegatifan dan energy ionisasinya makin kecil dan begitu pula sebaliknya.

Boron merupakan salah satu unsur yang termasuk golongan IIIA dengan nomor atom lima. Warna dari unsur boron adalah hitam. Boron memiliki sifat diantara logam dan nonlogam (semimetalik). Boron lebih bersifat semikonduktor daripada sebuah konduktor logam lainnya. Secara kimia boron berbeda dengan unsur- unsur satu golongannya. Boron juga merupakan unsur metaloid dan banyak ditemukan dalam bijih borax. Ada dua alotrop boron; boron amorfus adalah serbuk coklat, tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3 dalam skala Moh) dan konduktor yang buruk dalam suhu kamar. Tidak pernah ditemukan bebas dalam alam.

Ciri-ciri optik unsur ini termasuklah penghantaran cahaya inframerah. Pada suhu piawai boron adalah pengalir elektrik yang kurang baik, tetapi merupakan pengalir yang baik pada suhu yang tinggi. Boron merupakan unsur yang kurang elektron dan mempunyai p-orbital yang kosong. Ia bersifat elektrofilik. Sebagian boron sering berkelakuan seperti asam Lewis yaitu siap untuk terikat dengan bahan kaya elektron untuk memenuhi kecenderungan boron untuk mendapatkan elektron.


 

1.2 Rumusan Masalah

Untuk lebih terarahnya sasaran sesuai dengan judul yang telah dikemukakan, penulis memberikan batasan masalah atau identifikasi masalah agar tidak jauh menyimpang dari apa yang menjadi pokok bahasan. Mengacu kepada latar belakang yang diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana kecenderungan golongan Boron?
  2. Bagaimana sifat dan manfaat Boron?
  3. Bagaimana Ikatan pada Boron dan senyawanya?
  4. Bagaimana reaksi-reaksi yang terjadi pada golongan Boron?
  5. Bagaimana senyawa dari golongan Boron


     

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka penulis memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  1. Mengetahui kecenderungan, sifat-sifat, persenyawaan, pembuatan, kegunaan dan reaksi-reaksi pada boron.
  2. Menambah pengetahuan tentang unsur boron.


 


 

BAB II

ISI


 

  1. Kecenderungan Golongan Boron

Boron ditemukan oleh ahli kimia Prancis yaitu Joseph-Louis Gay-Lussac dan Louis-Jaques Thénard, French chemists, dan seorang ahli kimia inggris yaitu Sir Humphry Davy pada tahun 1808. Boron terisolasi dan terdapat dalam asam borat (H3BO3). kata Boron berasal dari bahasa arab yaitu "Buraq" dan bahasa Persia yaitu "Burah" dan akhirnya disebut dengan Borat.

Pada tahun 1909 William Weintraub mampu memproduksi boron dengan kemurnian 99% dengan mereduksi boron halida dengan hidrogen. Pada tahun 2004 Jiuhua Chen dan Vladimir L. Solozhenko memproduksi bentuk baru boron, tetapi tidak yakin dengan strukturnya. Tahun 2009, sebuah tim yang dipimpin oleh Artem Oganov memperlihatkan bentuk baru boron yang terdiri dari dua struktur, B12 icosohedra dan pasangan B2, disebut dengan gamma boron, hampir sekeras intan dan lebih tahan panas daripada intan.

Golongan boron terdiri atas unsur-unsur boron - 5B3 aluminium – 13Al, gallium – 31Ga, indium – 49ln, dantalium – 81TI. Dalam golongan ini, boron merupakan satu-satunya unsur nonlogam dan diklasifikasi sebagai unsure semilogam, sedangkan anggota yang lain termasuk unsure logam. Golongan ini tidak menunjukkan pola titik leleh yang teratur bahkan termasuk unsur-unsur logamnya, tetapi menunjukan pola titik didih yang cenderung menurun dengan naiknya nomor massa (Tabel 7.1). ketidak teraturan sifat ini sering dikaitkan dengan perbedaan organisasi struktur fase padatnya bagi masing-masing unsur. Boron membentuk kluster-kluster12 atom, tiap kluster mempunyai bangun geometri icosahedrons. Aluminium mengadopsi struktur kubus pusat muka (face-centered cube, fcc), tetapi ganium membentuk strukrur unik yang tersusun oleh pasangan-pasangan atom. Indium dan talium masing-masing mempunyai strukktur yang berbeda. Boron yang bersifat semi logam menyukai pembentukan ikatan kovalen. Namun demikian, kovalensi juga umum terjadi pada unsur-unsur logam dan golongan ini. Hal ini dikaitkan dengan tingginya muatan (+3) dan pendeknya jari-jari tiap ion logam yang bersangkutan sehingga menghasilkan rapat muatan yang sangat tinggi, yang pada gilirannya mampu mempolarisasi setiap anion yang mendekati untuk menghasilkan ikatan kovalen.

Table 7.1 Tiitik leleh dan titik didih unsur-unsur golongan Boron

Unsur

Konfigurasielektron

Tingkat

Oksidasi *)

Titikleleh

(◦C)

TitikDidih

(◦C)

5B

[2He] 2s

+3

2180

3650

13Al

[10Ne] 3s

+3

660

2467

31Ga

[18Ar] 3d

(+1), +3

30

2403

49In

[36Kr] 4d

(+1), +3

157

2080

81TI

[54Xe] 5d

+1, (+3)

303

1457

    *) Tingkat oksidasi dalam tanda kurang. ( ) lebih jarang ditemui

Sifat – sifat unsur golongan III A.

Sifat

B

Al

Ga

In

Tl

Nomor atom

5

13

31

49

81

Jari –jari atom (A0)

0,80

1,25

1,24

1,50

1,55

Jari –jari ion (A0)

-

0,45

0,60

0,81

0,95

Kerapatan (g/cm3)

2,54

2,70

5,90

7,30

11,85

Titik Leleh (0K)

2300

932

303

429

577

Titik Didih (0K)

4200

2720

2510

2320

1740

Energi ionisasi (I) (kJ/mol)

807

577

579

556

590

Energi ionisasi (II) (kJ/mol)

2425

1816

1979

1820

1971

Energi ionisasi (III) (kJ/mol)

3658

2744

2962

2703

2874

Tabel diatas menunjukkan ringkasan beberapa sifat penting dari unsur-unsur golongan IIIA. Fakta yang terpenting pada tabel diatas adalah tingginya titik leleh Boron dan titik leleh Galium yang relatif rendah; peningkatan yang signifikan pada potensial reduksi dari atas ke bawah dalam satu golongan; tingginya energi ionisasi dari golongan nonlogam (boron) dan besarnya peningkatan kepadatan dari atas ke bawah dalam satu golongan

  1. Boron

Boron merupakan unsure yang jarang terdapat dalam kerak bumi, tetapi banyak dijumpai sebagai deposit dalam senyawa garamnya. Borat yaitu boraks atau sodium tetrabonat – Na2B4O7.10H2O. Formula boraks tersebut lebih merupakan penyederhanaan dari Na2[B4O5(OH)4].8H2O.

Kira-kira 35%, preduksi Boron merupakan dipakai di pabrik pembuatan kaca broksilat yang diperdagangkan dengan merek pyrex(R) yang sangat tahan pemanasan pada temperature tinggi. Kira-kira 20% pereduksi boron dipakai dipabrik sebagai bahan pencuci detergen yang sangat efektif pada temperature 90°C yaitu sebagai senyawa natrium peroksoborat. NaBO3 formula sederhana ini sesungguhnya tersusun oleh struktur ion yang cukup rumit, yaitu [Ba(O2)2(OH)] pada gambar diatas.

Jadi lebih merupakan penyerdehanaan dari formula NaB2O6.2H2O terikat oleh kedua atom boron. Ion peroksida menurut persamaan reaksi adalah :

[B4O5(OH)4]2-(aq) + 4H2O (l) + 2OH-

2[B2(O2)2(OH)4]2-(aq) + 3H2O (l)

Boron merupakan komponen utama dalam pembangkit listrik tenaga nuklir karena kemampuannya berfungsi sebagai penyerap (absorber) neutron. Tingkat pengadukan yang berisi boron dimasukkan kedalam ruang reactor untuk menjaga reaksi nuklir berlangsung pada kecepatan sedang yang diinginkan.

Boron merupakan unsure unik dan menarik; satu-satunya unsure non-logam dalam golongan 13 Tabel Priodik Unsur, dan menunjukkan kemiripan sifat dengan unsur-unsur tetangga karbon (C ), dan silicon (S).


 


 


 

  1. Sifat dan Manfaat Boron

Sifat-sifat khusus boron dibandingkan dengan senyawa allumunium dan silicon adalah:

  1. Oksida boron, B2O3 dan hidroksida B(OH)3 bersifat asam, sedangkan Al(OH)3lebih bersifat basa atau amfoterik.
  2. Borat,BO33- dan silikat SiO32-, keduanya mempunyai struktur dengan susunan yang sama, yaitu dengan persekutuan atom O menghasilkan bentuk rantai kompleks, melingkar atau yang lain dengan prinsip setiap atom pusat B selalu dikelilingi empat atom O.
  3. Boron halide, kecuali BF3, dan silicon halide mudah terhidrolisis sedangkan allumanium halide berupa padatan dan hanya sebagian terhidrolisis oleh air, namun semunya bertindak sebagai asam lewis.
  4. Semua hidrida boron dan silicon mudah menguap dan terbakar secara spontan dan mudah terhidrolisis, sedangkan (AlH3) berupa polimer.

Sedangkan sifat fisika dan kimia dari Boron yaitu:

Simbol         : B

Phasa         : Padat

Berat Jenis         : 2,34 g/cm3

Volume atom     : 4.6 cm3/mol

Titik Leleh         : 2349 K (2076°C, 3769°F)

Titik Didih         : 4200 K (3927°C, 7101°F)

Kalor Peleburan     : 50,2 kJ/mol

Kalor Penguapan     : 480 kJ/mol

Kapasitas Panas     : (25°C) 11.087 J/(mol-K)

Struktur Kristal     : Rombohedral


 

Kegunaan Boron

Boron yang tidak murni digunakan pada pertunjukan kembang api untuk memberikan warna hijau dan dalam roket sebagai pemicu.
Senyawa boron yang paling komersial adalah Na2B4O75H2O. Pentrahidra ini digunakan dalam jumlah yang banyak dalam pembuatan serat gelas yang dijadikan insulasi (insulation fiberglass) dan pemutih sodium perborat (sodium perborate bleach).

Asam borik juga merupakan senyawa boron yang penting dan digunakan dalam produk tekstil. Senyawa-senyawa boron lainnya digunakan dalam pembuatan kaca borosilica dan dalam penyembuhan arthritis.

Isotop boron-10 digunakan sebagai kontrol pada reaktor nuklir, sebagai tameng pada radiasi nuklir dan dalam instrumen-instrumen yang digunakan untuk mendeteksi netron. Boron nitrida memiliki sifat-sifat yang cemerlang karena ia sekeras berlian, dapat digunakan sebagai insulator listrik walau dapat menghantar panas seperti logam. Senyawa ini juga memiliki sifat lubrikasi seperti grafit. Boron hidrida dapat dengan mudah dioksidasi dan melepaskan banyak energi dan pernah digunakan sebagai bahan bakar roket. Penawaran terhadap filamen boron juga meningkat karena bahan ini kuat dan ringan dan digunakan sebagai struktur pesawat antariksa. Boron mirip dengan karbon dalam memiliki kapasitas membentuk jaringan molekul dengan ikatan kovalen. Karbonat, metalloboran, fosfakaboran dan semacamnya terdiri dari ribuan senyawa.

  1. Boron dalam bentuk amorf digunakan pada roket sebagai alat penyala.
  2. Borat atau asam borat digunakan sebagai antiseptic ringan.
  3. Senyawa boron digunakan sebagai pelapis baja pada kulkas dan mesin cuci.
  4. Hidrida dari boron kadang-kadang digunakan sebagai bahan bakar roket.
  5. Sebagian besar boron digunakan untuk membuat kaca dan keramik.
    Boron karbida digunakan untuk rompi anti peluru dan tangki baja.
  6. Asam borat digunakan sebagai insektisida terhadap semut, serangga dan kecoa.
  7. Asam boric merupakan senyawa boron yang penting dan digunakan dalam produk tekstil


     


     

    1. Reaksi-reaksi pada Golongan Boron

Pembuatan / sintesis dari boron

  • Reduksi B2O3 dengan magnesium


  • Mereaksikan antara boron trihalida dengan Zn (~900 °C) atau hidrogen



     

Reaksi – Reaksi dari Boron

  1. Reaksi boron dengan udara

    Kemampuan boron bereaksi dengan udara bergantung pada kekristalan sampel tersebut, suhu, ukuran partikel, dan kemurniannya. Boron tidak bereaksi dengan udara pada suhu kamar. Pada temperatur tinggi, boron terbakar membentuk boron (III) Oksida, B2O3.

4B + 3O2
(g) → 2 B2O3

  1. Reaksi boron dengan air

    Boron tidak bereaksi dengan air pada kondisi normal

  2. Reaksi boron dengan halogen

    Boron bereaksi dengan hebat pada unsur –unsur halogen seperti flourin (F2), klorin (Cl2), bromine (Br2), membentuk trihalida menjadi boron (III) flourida, boron (III) bromida, boron (III) klorida.

    2B (s) + 3F2
    (g) → 2 BF3

    2B (s) + 3Cl2
    (g) → 2 BCl3

    2B (s) + 3Br2
    (g) → 2 BBr3

  3. Reaksi boron dengan asam

    Kristal boron tidak bereaksi dengan pemanasan asam hidroklorida (HCl) atau pemanasan asam hidroflourida (HF). Boron dalam bentuk serbuk mengoksidasi dengan lambat ketika ditambahkan dengan asam nitrat

Persiapan diboron dan borones yang lebih tinggi

  1. Dengan mereaksikan iodine dengan sodium borohidrida


  2. Mereduksi BCl3 with LiAlH4


  3. Dengan pembebasan muatan



 

  1. Senyawa-senyawa Boron
  2. Asam borat H3BO3

Asam orto-borat atau sering diringkas sebagai asam borat dapat diperoleh dari hodrolisis boron halida menurut persamaan reaksi :

BX3 (s) + 3 H2O (l) → H3BO3 (s) + 3 HX (aq)

Asam borat berupa padatan putih yang sebagian larut dalam air. Asam ini juga dapat diperoleh dari oksidasi unsur boron dengan larutan hidrogen peroksida (≈ 30%). Dalam larutan air bersifat asam mono lemah dan bukan bertindak sebagai donor proton melainkan sebagai asam Lewis, misalnya menerima OH- menjadi [B(OH)4]- menurut persamaan reaksi :

B(OH)3 (s) + H2O (l) ↔ [B(OH)4]- (aq) + H+ (aq)

  1. Asam tetraflouroborat, HBF4

Larutan asam tetrafluoroborat diperoleh dengan melarutkan asam borat ke dalam larutan asam hidroflourida menurut reaksi:

H3BO3 (aq) + 4HF → H3O+ (aq) + BF4- (aq) + 2H2O

asam tetrafluoroborat merupakan asam kuat oleh karenanya tidak dapat diperoleh sebagai HBF4. Dalam perdagangan biasanya dijumpai sebagai larutan asam tetrafluoroborat dengan kadar 40%. Ion BF4- kekuatan dan strukturnya mirip perklorat ClO4- mempunyai bentuk tetra hedron dan meruapakan anion yang tidak memepunyai kecenderungan berperan sebagai ligan yaitu terikat secara koordinasi.

  1. Boron trihalida

Boron mempunyai tiga elektron valensi, oleh karena itu setipa senyawa kovalen sederhana yang terjadi tersusun oleh tiga pasang elektron iktan diseputar atom pusat. Senyawa seperti ini, yaitu BF3 dan BCl3 berupa monomer segitiga sama sisi, dengan ikatan B-X sama panjang.

Boron triflourida

Boron triflourida berupa gas (titik didih -101oC ) dan penyimpanan dilakukan dalam tangki. Molekul BF3 ternyata tersusun oleh ikatan boron-flourin yang sangat tinggi energi ikatnya yaitu 613 kJ mol-1

Reaksi antara BF3 dengan ion F- tersebut tidak lain adalah reaksi asam-basa Lewis dan spesies BF3 ternyata merupakan asam Lewis terkuat yang pernah dibuat; Basa Lewis yang lain adalah amonia, eter, alkohol dan air bereaksi menghasilkan padatan.

Boron triflourida dapat disintesis dari pemanasan boron oksida B2O2 dengan amonium tetraflouroborat atau kalsium flourida dan asam sulfat pekat menurut persamaan reaksi

B2O2 + 6 NH4BF4 + 3 H2SO4 → 8BF3 = 3 (NH4)2SO4 + 3 H2O


 

Boron triklorida

Seperti halnya BF3,BCl3 mempunyai bangun geometri segitiga samasisi dengan energy ikatan B-Cl sebesar 456 kJ/mol-1, lebih rendah daripada energy ikatan B-F dalam molekul BF3. Hal ini memang seperti yang diharapkan atas dasar perbedaan nilai elektronegatifitasnya. Energi ikatan ini jauh lebih besar daripada energy ikatan kovalen tunggal C-Cl sebesar 327 Kj mol-1, dan dengan argumentasi yang sama seperti halnya pada senyawa BF3, tingginya energy ikatan B-Cl daalam B-Cl3 mungkin dapat dikaitkan dengan adanya ikatan ekstra π.

    Berbeda dari metal klorida yang berupa padatan,larut dalam air membentuk kation dan anion terhidrat, spesies kovalen boron triklorida berupa gas atau cairan pada temperature kamar, dan bereaksi hebat dengan air. Misalnya, aliran gelembung gas BCl3 (berupa gas diatas 12 oC) kedalam air menghasilkan asam borat dan asam hidroklorida menurut persamaan reaksi:

BCl3(g) +3H2O(l)
H3BO3(aq) +3HCl(aq)

  1. Boron hidrida

Sangat banyak senyawa hidrida boron yang dapat disintesis dengan bentuk ikatan khusus tri-pospat atau senyawa "kekurangan electron" dan mempunyai struktur polyhedron. Seperti halnya senyawa hidrokarbon, boron mampu membentuk berbagai senyawa hidrida seperti B2H6,B4H10..B18H22. Dibrona membentuk bangun dua bidang tetrahedron yang bersekutu pada salah satu disisinya yaitu sebagai penghubung dua atom H yang berfungsi sebagai jembatan dihidrik dengan karakteristik ikatan tri-pusat yaitu tiga atom-sepasang electron.

Diborana berupa gas yang tak bewarna, beracun, dan sangat reaktif. Spesies ini menangkap api dalam udara dan meledak bila dicampur dengan oksigen. Reaksinya sangat eksotermik dengan menghasilkan boron trioksida dan uap air menurut persamaan reaksi:

B2H6(g) + 3O2(g)     B2O3(s) + 3H2O (g)


 

  1. Boron nitrogen

Dibanding dengan karbon, boron mempunyai satu electron valensi kurang,dan nitrogen mempunyai satu lebih. Oleh karena itu, para ahli kimia berusaha membuat senyawa analog karbon yaitu senyawa terdiri atas atom-atom boron dan nitrogen yang menyusun suatu rantai secara bergantian. Senyawa murni karbon dikenal mempunyai dua alotrop yang umum yaitu grafit (pelumas) dan intan (padatan terkeras); keduanya tidak larut dalam dalam segala macam pelarut karena memiliki struktur jaringan kovalen.

Boron nitrida mempunyai struktur lapis mirip grafit dan merupakan pelimas yang tahan secara kimiawi pada temperatur tinggi. Tidak seperti grafit, boron nitrida berupa padatan berwarna putih dan bukan penghantar listrik. Perbedaan sifat ini mungkin disebabkan oleh perbedaan susunan lapisan jaringan antara keduanya. Jarak pisah lapisan-lapisan pada boron nitrida hampir persis sama dengan jarak pisah lapisan-lapisan dalam grafit,tetapi lapisan boron nitrida terorganisasi sedemikian rupa sehingga atom-atom nitrogen dalam satu lapisan terletak persis diatas atom boron lapis bawahnya dan dibawah atom boron lapis atasnya, demikian pula sebaliknya. Penataan demikian ini masuk akal sebab bagian muatan positif atim nitrogen tentunya saling tarik menarik secara elektrostatik. Sebaliknya dalam grafit, atom-atom karbon pada satu lapis terletak persis diatas pusat lingkar heksagon karbon lapis bawah dan persis pula di bawah pusat lingkar heksagon karbon lapis atasnya.

    Analog dengan sifat karbon, boron nitrida dengan struktur-grafit pada temperatur dan tekanan tinggi dapat di ubah menjadi struktur-intan sebagai borazon senyawa ini ternyata mirip intan dalam hal kekerasan dan sifat inert pada temperatur tinggi, dan oleh karena itu sering digunakan sebagai bahan gerenda.

    Kemiripan yang lain antara boron nitrogen dengan senyawa karbon di jumpai dalam senyawa borazina yang mempunyai struktur lingkar mirip benzena. Senyawa ini mirip dapat diperoleh melalui reaksi antara diborana dengan amonia menurut persamaan reaksi

3 B2H6(g) + 6 NH3(g)

→ 2 B3N3H6
(l) + 12 H2(g)

Borazina sering disebut "benzena anorganik", dan senyawa ini berguna sebagai pereaksi untuk pembuatan senyawa boron-nitrogen yang lain, analog dengan senyawa-senyawa karbon.

    Walaupun mempunyai kemiripan sifat dengan benzena dalam hal titik didih,massa jenis, dan tegangan muka, kepolaran ikatan boron-nitrogen menyebabkan borazina jauh lebih mudah mendapat serangan kimiawi daripada lingkar karbon yang homogen dalam benzena. Sebagi contoh, borazina bereaksi dengan HCl menghasilkan B3H3H9Cl3 , dengan atom-atom klorin terikat pada atom yang lebih elektropositif yaitu boron, menurut persamaan reaksi:

B3N3H6
(l) + 3 HCl (g) → B3N3H9Cl3(s)


 

  1. Serat Organik

Nilon dan poliester adalah contoh serat organik yang biasa ditemui sehari-hari. Salah satu kelemahan serat organik ini adalah rendahnya titik leleh,mudah terbakar, dan kurang kuat. Untuk memperoleh material yang kuat dan tahan panas, serat anorganik memnuhi syarat tersebut. Beberapa serat anorganik yang telah lama dikenal, misalnya asbes dan serat kaca. Untuk keperluan teknologi tinggi unsur karbon, silikon, dan boron merupakan bahan penyusun yang tepat. Serat karbon sangat banyak manfaatnya seperti pada industri raket tenis-bulu tangkis, alat pancing, dan industri pesawat. Boron dan silikon karbida, SiC,menjadi penting karena sifatnya yang tahan kelelahan. Serat boron dapat dipreparasi melalui reduksi boron triklorida dengan gas hidrogen pada temperatur kira-kira 1200 oC menurut persamaan reaksi:

2 BCl3(g) → 2 B(g) + 6 HCl(g)

Gas boron ini kemudian dapat dikondensasikan kedalam serat karbon atau serat wolfram(W). Misalnya, boron dilapiskan pada serat wolfarm setebal 15 µm hingga diameter serat menjadi kira-kira 100 µm.


 


 

BAB III

PENUTUP

  1. Kesimpulan

    Berdasarkan keterangan dan penjelasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya tentang unsure boron maka, dapat disimpulkan bahwa :

  • Boron termasuk kedalam unsure semi logam.
  • Boron merupakan unsure yang berwarna hitam.
  • Boron bersifat semikonduktor.
  • Dapat mengetahui sifat-sifat, persenyawaan, pembuatan, kegunaan dan efek biologis dari boron.


     

  1. Saran

    Dari penjelasan diatas diharapkan untuk :

  • Lebih memahami tentang unsur-unsur yang ada dalam sistem periodik dan tidak hanya terbatas pada satu unsure saja.
  • mengaplikasikan pengetahuan yang didapat.


 


 

DAFTAR PUSTAKA

Anomin. 2012. Boron. http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/boron/ diakses 2 Oktober 2012 jam 14:00


 

Anomin. 2012. Gugusan Boron Membentuk System Cincin Yang Unik. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/berita/gugusan-boron-membentuk-sistem-cincin-yang-unik/ diakses 2 Oktober 2012 jam 14:00


 

Anomin. 2012. Elemen Boron http://www.chemicool.com/elements/boron.html diakses 2 Oktober 2012 jam 14:00


 

Cotton, F.A dan Geoffrey.W.penerjemah Sahati,S. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press

Nanang, Ruhyat, Ir., MT, 2009, Reaksi Kimia dan Susunan Berkala, http://teorikuliah.blogspot.com diakses tanggal 29 Oktober 2009.

Saito, Taro. 1996. Buku Teks Online Kimia Anorganik. Tokyo: Iwanami Shoten, Publishers.


 

Suyanti, Retno Dwi dan K.H Sugyarto. 2011. Kimia Anorganik 1. Medan: FMIPA UNIMED

1 komentar: